Interview Iko Uwais Tentang 'The Raid'

Berita Lain di www.lpfisite.com - Linkin Park Fans Indonesia


The Raid, Film Indonesia yang booming setalah memukau dan mendapatkan penghargaan pada ajang Festival Film Internasional Toronto (TIFF) 2011 kemudian film ini discoring musik oleh satu salah satu personil Linkin Park, Mike Shinoda. Kami menemukan artikel interview dengan aktor utama Iko Uwais, berikut adalah interviewnya :

Kabarnya proses syuting film ini lebih berat daripada Merantau, bisa Anda ceritakan?
“Ya, soalnya di sini gerakannya lebih agresif daripada Merantau, meskipun ada dramanya tapi lebih banyak adegan fighting-nya. Saya sampai turun berat badan tiga kilo. Selain itu di sini saya juga yang menjadi koreografer adegan bersama Yayan dan Gareth. Saya harus mencari gerakan yang berbeda dengan Merantau, makanya jadi lebih sulit. Gerakannya lebih kompleks dengan mengkombinasikan beberapa adegan silat, tapi nggak identik dengan adegan salah satu silat tertentu. Koreografinya sendiri telah saya siapkan tiga bulan sebelum syuting.”

Tapi bukankah Anda di sini berperan sebagai pasukan khusus yang artinya akan mengenakan seragam khusus. Apakah tidak menganggu pergerakan koreografi Anda?
“Ini bedanya dengan Merantau yang cuma pakai kemeja, celana, udah, selesai. Tapi di sini kita pakai pakaian pasukan khusus, kaya pakai rompi, sepatu lapangan, decker di sikut dan lutut, senjata, helm, sarung tangan, jadi lebih ribet sih, gerakannya nggak leluasa. Tapi setelah adaptasi selama syuting akhirnya kita terbiasa.”

Apakah sempat mengalami cedera?
“Pas pertama kali shoot tangan saya memar kena pukul, sampai sekarang nggak hilang. Jadi waktu itu ada adegan dibacok, tapi goloknya terbuat dari kayu, saya tangkis pakai tangan tapi salah sasaran. Masalahnya sampai 15 kali take.”

Berarti benar lebih melelahkan?
“Capai sih pasti tapi alhamdulillah kita punya tim yang solid. Di sini kita bareng-bareng jadi nggak ada masalah. Lagi pula kalo badan capai biasanya saya cukup siapin madu di tas, nggak ada vitamin apa2, madu aja. Setiap hari minum madu, satu sendok makan. Pernah pas pulang syuting badan ngedrop banget, pegal-pegal, mual, pusing, saya minumin madu, pas bangun pagi itu hilang semuanya, badan langsung segar. Memang mukjizat Allah juga sih.”

Di sini juga dibintangi oleh senior seperti Pierre Gruno dan Ray Sahetapy, bisa ceritakan pengalaman Anda?
“Terus terang memang ngga ada satu scene dengan mereka, tapi saya melihat ketika mereka berakting. Kaya pas om Ray take, saya liat ekspresi mukanya dalem banget. Dia bisa langsung berubah bukan jadi om Ray lagi. Dia bisa langsung berubah menjadi karakter yang diperankannya. Om Pierre juga sama, dia fokus banget sama peran yang dimainkan dan professional dengan pekerjaannya.”

Apakah ada satu masukan dari mereka?
“Dari om Pierre dan om Ray dia lebih kasih masukan bagaimana cara memerankan karakter yg kita mainkan. Seperti saat kita baca naskah dan berdialog, katanya kita tak hanya ngapalin dialog tapi kita harus mengerti dengan dialog itu dan peran kita sebagai siapa disitu.”

Kembali di arahkan oleh Gareth, apa yang berbeda sekarang?
“Untuk kedua kalinya dengan Gareth, saya jadi udah tau apa yang diharapkan oleh Gareth. Misalkan dia mau adegan atau koreografi yang seperti apa, jadi disini saya dengan Gareth udah saling memahami. Chemistry nya udah dapet. Sekarang juga jadi lebih enjoy dan percaya diri.”

Kembali berperan dalam film action bela diri, banyak yang mensejajarkan Anda dengan Tony Jaa bintang film Ong Bak, bagaimana tanggapan Anda?
“Kalau saya memang menjadikannya sebagai panutan, tapi nggak Tony Jaa aja, film Jackie Chan juga bisa saya ambil referensinya. Saya melihat gerakan-gerakannya yang kiranya bagus ketika dilihat di kamera. Jadi nggak cuma tending pukul, tending pukul aja, itu kan biasa tapi ada liukan-liukan badannya.”

Apakah sampai saat ini, film sudah Anda jadikan sebagai profesi?
“Iya, nggak munafik. Siapa pun orang mau punya kerjaan yang lebih baik. Sebelumnya kan saya cuma driver, pas dapet ini Alhamdulillah, melangkahnya jauh banget, yang ada sekarang mensyukuri. Jadi ini sudah jadi profesi.”

Pertanyaan terakhir, tidak dapat dipungkiri berarti silat lah salah satunya yang membawa Anda ke posisi sekarang. Apakah punya cita-cita melestarikan silat itu sendiri dengan mempersembahkan sesuatu?
“Cita-cita mau bikin salah satu pendopo untuk khusus silat. Insya Allah secepetnya. Apalagi saya baru kehilangan guru silat saya. Jadi mudah-mudahan bisa terwujud secepatnya.”

sumber : 21Cineplex.com
Interview Iko Uwais Tentang 'The Raid' Interview Iko Uwais Tentang 'The Raid' Reviewed by Adelia on 3:33:00 PM Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.